Malam Itu di Pemakaman

Tito bukan orang yang mudah percaya omongan orang. Apalagi kalau sudah menyangkut hal-hal yang terdengar absurd. Tapi malam itu, di pemakaman tua yang hanya diterangi bulan separuh, dia memilih melanggar semua prinsip logisnya. Semua gara-gara Iky, temannya sejak SD, yang terus meyakinkannya bahwa pola Mahjong Ways yang ia temukan bukan cuma soal keberuntungan.

\u201cKalau mau jepe paus, ini tempat paling cocok, To,\u201d kata Iky sambil menunjuk ke arah batu nisan besar di tengah. \u201cTapi harus fokus. Jangan sampai pikiranmu kemana-mana.\u201d

Tito tertawa kecil, tapi nadanya getir. \u201cLu serius, Ky? Di kuburan?\u201d

Iky hanya mengangguk sambil mempersiapkan tikar yang mereka bawa. Menurutnya, tempat yang sepi, jauh dari keramaian, adalah kunci untuk memahami pola Mahjong Ways. \u201cEnergi di sini beda. Lu bakal lihat sendiri nanti,\u201d tambahnya.

Pola yang Membawa Keberuntungan

Setelah berdoa singkat, Tito mulai memainkan Mahjong Ways di ponselnya. Iky duduk di sebelahnya, memberikan arahan dengan nada serius yang tidak biasa. \u201cIngat, To. Jangan gegabah. Ikuti ritme. Kalau polanya begini,\u201d katanya sambil menunjuk layar, \u201ctahan sebentar. Tunggu sampai terlihat scatter yang sesuai.\u201d

Tito mengikuti. Awalnya, semuanya terasa biasa saja. Tapi perlahan, dia mulai melihat keajaiban kecil yang disebut Iky. Kombinasi di layar mulai menunjukkan pola-pola yang konsisten. Satu per satu scatter muncul, membuat hati Tito berdegup kencang.

\u201cJepe paus itu nggak jauh lagi, To!\u201d Iky berbisik, hampir seperti sedang membacakan mantra.

Dan benar saja. Di saat Tito hampir kehilangan harapan karena saldo yang makin tipis, layar ponselnya tiba-tiba berubah. Scatter terakhir muncul, mengunci pola yang diinginkan. Suara kemenangan menggema dari ponselnya, tapi itu bukan yang membuat Tito terkejut. Jumlah kemenangan yang muncul di layar membuat matanya hampir keluar dari rongganya.

\u201cKy, gua nggak percaya!\u201d Tito berteriak, tapi suaranya tercekat.

Iky tersenyum lebar. \u201cGua bilang juga apa. Pola itu kunci, To.\u201d

Pingsan di Tengah Kuburan

Namun, kemenangan besar itu tidak bertahan lama di benak Tito. Karena hanya beberapa detik setelah euforia, dia mendengar sesuatu. Bukan suara jangkrik atau angin, tapi sesuatu yang menyeret di atas tanah. Tito menoleh perlahan, dan matanya menangkap bayangan putih besar di antara pepohonan.

\u201cKy... itu apaan?\u201d bisiknya, hampir tak terdengar.

Iky, yang tadinya penuh percaya diri, kini terlihat pucat. \u201cKayaknya kita kelamaan di sini, To.\u201d

Tito mencoba berdiri, tapi tubuhnya terasa kaku. Bayangan itu semakin mendekat. Cahaya ponselnya mulai meredup, entah karena baterai habis atau sesuatu yang lain. Dan di tengah semua itu, Tito kehilangan kesadaran.

Saat ia membuka mata, sudah pagi. Iky duduk di sampingnya, tampak lelah tapi lega. \u201cLu pingsan, To. Gua kira kita nggak bakal selamat.\u201d

Tito hanya bisa mengangguk, masih mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Pelajaran dari Kuburan

Kejadian malam itu jadi cerita yang terus diingat Tito. Bukan hanya soal jepe paus besar yang ia dapatkan, tapi juga pelajaran penting tentang keberanian dan batasan.

\u201cGua kapok main di tempat kayak gitu,\u201d katanya saat ditemui beberapa minggu kemudian. \u201cTapi gua nggak nyesel belajar pola dari Iky. Itu beneran ngubah cara gua main.\u201d

Kini, Tito lebih sering bermain di tempat yang lebih \u201cmanusiawi\u201d seperti rumahnya sendiri. Tapi ia tetap menggunakan pola yang diajarkan Iky. Pola itu bukan hanya membawa kemenangan, tapi juga mengajarkan Tito untuk lebih sabar dan disiplin.